EKSEBUD AREA's

Rabu, 29 Juni 2011

aku akan pergi

. akku harrus meninggalkanmu,

mencoba tuk' hapus bayanganmu ..

saat aku tau kau dengannya biarkkan akku menjjauh ,,

tak mungkin ku terus bersamamu bila hati kau bagi dengan dirinya,

biarkanlah semua berlalu kini kita tak mungkin bersama ..bila kau berikan luka dengannya ,,



jangan kau tanyakan aku lagi aku akan pergi,

jangan paksa aku lagi tak mungkin kembali ..

by: iias

Senin, 27 Juni 2011

eksebud

Jumat, 24 Juni 2011

****

.butiran demi butiran aiir mattaku jatuh ketika aku mengingat kata^ yang kamu lontarkan ke aku ...

.sungguh aku tak sanggupp untuk menahannya ..

.meskipun kamu pernah bilang *jangan pernah menangis untukku,,apapun yang terjadii* ..

.tapii apa dayaku ??

.sadarkahh kamu ..

.hatiku terluka olehmu sendiri??

.kau sendiri yang membuatku menangis ..

.jika keadaannya lain ..mungkin aku takkan menangiis ..



.sebenernya aku membutuhkan tanganmu ...

.untuk mengusapp aiir itu ..

.tapii aku tau ..tentu saja kamu tak mau ..

.lagipula ..aku tak mau terlihatt cengeng d depanmu ..





.jujurr ..aku blum biisa trma semua itu ..

.sampai^ aku berpikir .. "Tuhan ga adil padaku"

.tapii pikiran itu hanya sesaat ..

.aku sadarr ..ketika aku mengingat roda kehidupan ..





.Ya Allah ..inilah takdirku ??

.hanya merasakan kebahagiian sesaat ??

.ataukah hanya cobaan yg kan membuatt aku menjadi lebiih kuat ??

.aku percaya ..

.semua ini adalah yg terbaikk untukku..

.dan buattmu ....

Hitam putih

Aku berhenti berharap Dan menunggu datang gelap Sampe nanti suatu saat Tak ada cinta kudapat Kenapa ada derita Bila bahagia tercipta Kenapa ada sang hitam
Bila putih menyenangkan

curahan perasaan

Berulang kali kau menyakiti
Berulang kali kau khianati
Sakit ini coba pahami
Ku punya hati bukan tuk di sakiti

Ku akui sungguh beratnya meninggalkanmu yang dulu pernah ada
Namun harus aku lakukan karna ku tau ini yang terbaik

Ku harus pergi meninggalkan kamu
Yang telah hancurkan aku
Sakitnya , sakitnya , oh sakitnya !
Cintaku lebih besar dari cintanya !
Mestinya kau sadar itu
Bukan 'DIA' Bukan 'DIA' Tapi 'AKU'

Begitu beratkah ini ?
Hingga ku harus mengalah ..

Cintaku lebih besar dari benciku
Cukup aku yang rasakan
Jangan 'DIA' Jangan 'DIA' Cukup 'AKU' !

by: Iian Moniieca Reazqyantii

Jumat, 03 Juni 2011

anjuran bersumpah

Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra., ia berkata: Aku bersama orang-orang Asy`ari datang menemui Nabi saw. meminta hewan tunggangan untuk mengangkut perbekalan kami. Beliau bersabda: Demi Allah, aku tidak dapat memberikan kamu hewan tunggangan dan aku tidak memiliki hewan tunggangan untuk membawa kamu sekalian. Kemudian kami menetap beberapa lama sesuai dengan kehendak Allah. Lalu Rasulullah memperoleh beberapa ekor unta dan segera memerintahkan untuk diberikan kepada kami tiga ekor unta yang berpunuk putih. Ketika sudah bertolak, kami berkata atau salah seorang dari kami berkata kepada yang lain: Allah tidak akan memberi keberkahan kepada kita. Waktu kita mendatangi Rasulullah saw. meminta hewan tunggangan, beliau bersumpah tidak memberikan kita. Tetapi kemudian beliau memberikan kita hewan tunggangan. Lalu mereka mendatangi Rasulullah saw. kembali untuk mengabarkan perihal tersebut. Beliau bersabda: Bukan aku yang memberikan hewan tunggangan, tetapi Allah yang telah memberikannya kepada kamu sekalian. Demi Allah, insya Allah, sungguh aku tidak bersumpah lalu melihat sesuatu yang lebih baik dari sumpahku, kecuali aku akan membayar kafarat sumpahku lalu aku akan mengerjakan perihal yang lebih baik tersebut.

Rabu, 01 Juni 2011

Jangan menilai seseorang dari masa lalunya, karena seseorang yang buruk dimasa lalunya, dapat melakukan hal yang luarbiasa diwaktu mendatang..

Saat aku liat diriku yang dulu,, aku merasa knapa aku bodoh sekali ya?? Ahh.. Jadikan sebuah pelajaran tuk menjadi the best insan..

: bagaimana dapat mencintai dan menyayangi seseosang jikalau kita blum bisa mencintai dan menyayangi diri kita sendiri..

by : eksebud

Kata-kata orang Berilmu

Orang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabar dengan gangguan mereka lebih baik daripada yang tidak bergaul dengan mereka dan tidak sabar dengan gangguan mereka.

(HR ibnu majah dan tirmidzi)

Barang siapa yang dapat menahan marah ketika ia harus marah maka allah akan memanggilnya bersama para pemimpin makhluk sehingga ia disuruh memilih bidadari yang ia mau.

Kita tidak bisa memperoleh simpati seseorang dengan harta kita, tapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik.

HR abu ya'la dan Al-Baihaqi

Saat menjadi orang dewasa

Acap kali kita mendengar ungkapan “Menjadi tua itu adalah pasti hukumnya, namun menjadi dewasa adalah suatu pilihan sifatnya”. Ya! Tepat sekali ungkapan ini. Seorang dengan usia 20, 30, atau bahkan 50 tahunan yang kita anggap tua, ternyata banyak yang belum dapat bersikap dewasa. Padahal usia semakin tahun semakin berkurang, namun jalan fikiran untuk memperbaiki kehidupan ini ternyata belum cukup berkembang.

Sehingga, tidak perlu menunggu tua untuk menjadi dewasa. Karena kedewasaan tidak selalu beriringan dengan berkurangnya usia. Lalu sebenarnya, apa sih makna dewasa? Secara umum, seorang dapat dikatakan dewasa apabila ia telah mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jelek (atau benar salahnya sesuatu). Namun dalam Islam, seorang dewasa adalah yang telah mampu memilih dan memilah serta mengkategorikan mana yang perintah dan mana yang larangan Allah SWT. Adapun salah satu indikator sikap kedewasaan adalah bersikap bijak. Seorang yang memiliki sikap bijaksana tentu mampu mengendalikan dirinya dan ia pun mempunyai arah pandangan hidup yang jelas serta berkomitmen. Begitulah yang dapat saya pahami, walaupun tentunya seorang bijak tidak mutlak seperti itu. Saya rasa ikhwah sekalian lebih memahaminya daripada saya.

Memang tampaknya begitu mudah mencap diri sebagai seorang yang dewasa, namun tidak demikian adanya. Mari sejenak menengok kepada realita kehidupan sekitar kita. Seorang ayah ataupun kakek di usia rentanya, masih saja bergenit-genit menggoda gadis-gadis seksi, bahkan lebih parahnya hingga menggauli anak kandung, anak tetangga, ataupun cucunya sendiri untuk melampiaskan nafsu bejatnya. (Lalu apakah menurut kita dia seorang yang berfikir dewasa?). Dan masih banyak hal-hal kecil lainnya yang beredar di kalangan orangtua yang ternyata belum dewasa. Bahkan yang paling sering saya temui adalah orang-orang (yang tampak) dewasa dengan sikap ngambeknya. Waaahh!!! Saya begitu terkejut mendapati mereka, ternyata tidak cuma adik-adik kecil yang biasa ngambek ke orangtua kalau sesuatu yang diinginkan tidak didapatkan.

Memang tidak mudah untuk menjadi dewasa, ada masa transisi yang panjang, perlu ilmu, ada latihan, dan sebagainya. Maka wajarlah jika seorang akhi mengingatkan kita cara menuju dewasa dengan sedikit perumpamaan (kalimah thayyibah). Ungkapnya, “Ada banyak cara menjadi dewasa, kadang begitu mudah semudah membaca buku dan menemukan kearifan di tiap lembarnya. Bahkan ada yang lebih mudah, seperti bercermin pada setiap kejadian yang terjadi pada orang lain. Tapi tidak jarang, kita harus menempuh jalan yang begitu berat untuk menjadi dewasa dan sadar. Kita mesti melewati sungai fitnah yang deras, kudu membelah rimba cobaan dengan kerja dan sabar, bahkan kita harus penuh luka sebelum akhirnya memetik hikmah dan menjadi dewasa. Ada yang berhasil, namun banyak pula yang gugur di tengah jalan.”

Bagaimana, sudah ada inspirasi dari masukan ini tentang jalan menuju kedewasaan? Ya! Realitanya untuk menjadi dewasa, Pertama, kita kudu banyak belajar, tentunya terkait dengan segala topik yang mampu mengarahkan kita mencapai kedewasaan. Contohnya topik birrul walidain, di sini kita banyak belajar bahwa mentaati dan menghormati orangtua tentu ada tata caranya pula, sikap merajuk yang sering kita tampakkan pada orangtua ternyata berdampak psikologis pada orangtua, dan sebagainya. Namun perlu saya tekankan bahwa belajar tidak mesti dengan baca buku saja, selagi banyak jalan menuju Roma tentu banyak peluang yang kita bisa manfaatkan sebagai media belajar.

Kedua, bercermin diri, di sini saya bukannya mengajak ikhwah fillah untuk terus menatapi diri di depan cermin tentunya. Tapi bercermin tentang diri kita, tentang apa yang telah kita lakukan, tentang sifat-sifat kita yang harus diperbaiki, dan sebagainya. Serta tentang cinta kita kepada Rabb yang Maha Mencinta. Selanjutnya saya rasa ikhwah lebih paham tentang ini daripada saya.

Ketiga, dengan latihan. Kita tidak cuma perlu latihan kebugaran fisik atau angkat besi untuk menjadi dewasa. Kita juga perlu banyak, banyak, dan lebih banyak waktu untuk berlatih di setiap perubahan (hijarah) diri kita. Ya! Diaantaranya dengan melatih kesabaran jika kita adalah orang yang suka ngambek, atau dengan “memaksa” diri melakukan ibadah jika kita masih suka bermalas-malasan pada yang satu ini, serta masih banyak bentuk latihan lainnya.

Bahkan tak dipungkiri lagi bahwa kebanyakan orang perlu “teguran sayang” terlebih dahulu untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang dewasa. Allah SWT yang selalu menyayangi kita, sehingga Dia tentu punya banyak cara untuk menegur kita agar kita tidak jauh-jauh dariNya. Duuuhhh!! Allah SWT romantis banget yaaa… Saya semakin teringat sabda Rasulullah tentang sifat Allah SWT, “Sesungguhnya Allah SWT adalah yang Maha Pencemburunya.” Karena itulah, saya juga ingin mengingatkan kembali bahwa sesungguhnya setiap “teguran” yang datang kepada kita bukanlah pertanda bahwa Allah SWT ingin menyengsarakan kita, tapi mungkin karena kita sudah mulai menjauh dariNya, dan sebagainya. (Carilah sejuta alasan agar kita tetap berbaik sangka kepada Allah SWT).

Menulis atau membaca materi ini memang begitu mudah, namun dalam penerapannya tentu banyak hal yang harus kita penuhi sebagai penyokong keberhasilannya. Di antara yang paling saya anggap penting adalah komitmen kuat dalam diri kita, yang selanjutnya ditambah dengan kedekatan kita dengan sesama ikhwah dalam jama’ah atau dengan orangtua khususnya, karena mereka adalah orang-orang yang tiada pernah sungkan untuk terus dan terus mengingatkan kita kepada kebaikan.

Sumber : Kotasantri.com